HARAP DALAM TAHAJJUDKU
(PART 1)
Pagi
hari, hembus angin yang begitu dingin menerpa tubuh seorang ahwat yang sedang
duduk sendirian didalam kelas,sinar mentari yang masuk melalui fentilasi,
menghangatkan tubuh ahwad itu, jam dinding menunjukkan pukul 06.45, ia hanya
ditemani oleh Al Qur’an kecil bersampul merah jambu, hampir 1 juz, tiba
tiba......
“Assalaamu’alaikum
ukhti,” suara mengejutkan Lili dari pintu,
“Wa’alaikumsalam”, jawab Aisyah.
Kemudian Lili duduk disebelah Aisyah dan
kedua sahabat itu berbincang-bincang seperti hari-hari biasa, namun di hari itu
ada keanehan pada diri Aisyah, ia begitu sangat tak semangat dan ketika pertama
kali Lili datang ia terlihat merenung. Hal itu membuat Lili penasaran, timbul
dipikiran Lili untuk menanyakannya pada Aisyah.
“Ada apa dengan mu ukhti”?
“Tak biasanya kau kayak gini”?
“Sahabatku Aisyah kan ahwad yang selalu dengan
semangatnya yang luar biasa, mengapa berubah 270◦ begini”? tanya Lili.
“Duh.... ukhti bertanya atau mau wawancara nih”?
“Aku gak papa kok li,” jawab Aisyah singkat.
“ Tapi kok tiba-tiba berubah begini”? tanya Lili lagi.
“Ah... itu hanya perasaanmu aja, toh aku masih bisa tersenyumkan”.
Tersenyum pada Lili.:)
“kok bicaranya kayak gitu is, aku....” Aisyah langsung memotong
pembicaraan Lili, “ Sudah bel masuk li,” ucap Aisyah, bernafas lega.
“oh.. ya udah, nanti kita lanjutin lagi,” jawab Lili yang masih
penasaran.
Science day, ya,
sebutan anak-anak XII IPA 1 untuk hari itu, karena hari itu semua pelajaran
IPA. Fisika adalah jam pelajaran
pertama, beberapa lama kemudian Bu Nia memasuki kelas untuk memulai kegiatan
belajar seperti biasanya.
“Selamat pagi anak-anak..”! sapa Bu Nia.
“pagi bu......” jawab siswa- siswi XII IPA 1.
“bagaimana PR nya kemarin? Sudah selesai semuakan?” tanya Bu Nia.
“Sudah bu.....” jawab mereka.
“kalau begitu, silahkan untuk dikumpulkan ke meja Ibu,” perintah
Bu Nia
Kemudian mereka mengumpulkan PR fisika mereka, saat itu juga
Aisyah menghadap Bu Nia,
“Maaf bu, Aisyah gak mengerjakan PR,” ucap Aisyah(tertunduk)
“Mengapa tidak kau buat isyah, tak seperti biasanya kau seperti
ini, biasanya kau selalu mengumpulkan PRmu,” jawab bu nia sedikit kesal.
“sa.. sa..sa...saya, saat itu juga Aisyah jatuh pingsan, wajah
Aisyah sangat pucat, semua teman-temanya berteriak memanggil nama Aisyah,
apalagi Lili yang sangat histeris melihat sahabatnya jatuh pingsan.
“Isyah.... bangun.... kamu kenapa is? Bangun is...” teriak Lili.
Kemudian mereka membawa Aisyah ke ruang UKS,
dan memberikan P3K.
Beberapa menit kemudian ia pun sadar dari pingsannya, ia di temani
oleh Bu Nia, Lili, Fahri dan Ridho.
“ Alhamdulillah, kamu sudah sadar isyah,,”
ucap bu nia, “kenapa kamu pingsan di kelas tadi is?” apa karena sedikit ibu
bentak tadi ya?”
“gak kok bu, bukan karena itu, isyah juga gak tau kenapa isyah
pingsan. Jawab Aisyah.
“isyah, kamu sakit ya?”
Mendadak jantung Aisyah berdetak kencang,
mendengar pertanyaan dari salah seorang ikhwan yang menemani ia di UKS.
“ Isyah gak sakit, Isyah sehat-sehat aja kok” (gugup) isyah
menjawab.
Aisyah yang fisiknya masih lemah hanya
istirahat seorang diri di ruang UKS sampai jam terakhir. Bel pertanda pulang sekolah pun bunyi, saat
itu pun tiba Lili di ruang UKS.
“Isyah, bagaimana keadaanmu?” tanya Lili.
“aku baik-baik aja li, oh iya hari ini kan Rohis, kita rohis
yok..” jawab Aisyah.
“kamu kan lagi sakit is”? ucap Lili khawatir.
“Siapa bilang aku sakit, aku sehat wal afiat begini, kok ya
dibilang sakit”. Sangkal Aisyah.
“ ya sudahlah, kita Rohis, tapi kamu beneran gak papakan is”?
tanya Lili untuk meyakinkan.
“ iya Lili, sahabatku sayang.., percaya geh sama Aisyah yang manis
ini...” gurau Aisyah.
“hmm...mulai deh, narsisnya....” jawab Lili sambil menarik pipi
Aisyah.
“uh... sakit lili.. masa pipi isyah ditarik sih, mending juga
hidung li, biar mancung kayak artis Cinta Laura gitu....” Aisyah melanjutkan.
“ nah gitu dong, semangat... jangan kayak tadi pagi... “ jawab
Lili sambil tertawa.:D
“Ayo kita Rohis”, ajak Aisyah.
Kemudian mereka
berjalan menuju ke Mushola sekolah, untuk melaksanakan sholat dzuhur, sesampai
di Mushola mereka mengambil wudlu dan berjama’ah. Rohis siang itu di isi oleh
pembina rohis dengan Tausiyahnya...
Tepat pukul 14.00 mereka pulang, Aisyah berjalan menuju ke gerbang, kali ini Aisyah hanya
sendiri, karena Lili harus pulang lebih cepat, di gerbang ia bertemu dengan
Fahri dan Ridho.
“Assalaamu’alaikum... Ukhti” sapa mereka.
“wa’alaikumsalam.....” jawab Aisyah.
“ Isyah mau pulang yah, kok
Cuma sendiri?” tanya salah seorang ikhwan.
Entah mengapa hati Aisyah senang mendengar pertanyaan darinya
untuk kedua kainya, setelah di UKS tadi,
“ASSALAAMU’ALAIKUM’’ tegur Deva, kepada kedua ahwad itu,
“oh, Wa’alaikusalam,iya ku tadi rohis kok,, “ jawab Aisyah, sadar
dari bengongnya.
“ hm....., pertanyaannya
apa jawabannya apa..” gumam Fahri
“ kalau begitu aku pamit pulang ya,, Assalamu’alaikum” ucap Aisyah
“Wa’alaikumsalam” jawab mereka
Lalu Aisyah melanjutkan perjalanannya dan pulang
kerumah,
“ada yang aneh gak sih dengan dia tadi,?” tanya Fahri.
“iya, ku juga heran, jadi
penasaran ku ri”, jawab Deva.
“hm... pulang yok,” ajak Fahri sambil menghidupkan motornya.
Di rumah
Aisyah....
“Assalaamu’alaikum bunda...”
“wa’alaikumsalam..” jawab bunda dari dalam rumah.
“ wah,, anak bunda sudah pulang,, isyah pasti capek, ganti baju
dulu sana habis itu bunda temani makan siang,” ucap bunda.
“iya bunda..” jawab Aisyah.
5 menit kemudian....
Aisyah ke meja makan, menemui bundanya yang telah menunggunya
ganti baju, kemudian Aisyah makan siang bersama sang bunda,
“bagaimana sekolahmu tadi?
” tanya bunda.
“hm.... lancar kok bunda Alhamdulillah...” jawab Aisyah sedikit
gugup, “maafin Isyah, terpaksa isyah berbohong, isyah gak mau bunda tau kalau
isyah tadi pingsan disekolah,” ucapnya dalam hati.
“bagus deh kalau gitu, ya udah lanjutin makan siangmu,,” kata
bunda.
Tiba tiba pinggang Aisyah
sakit dan sulit untuk digerakkan, ia pun terjatuh dan pingsan.
“Isyah......kenapa? bangun nak,, Isyah bangun” teriak bunda.
Karena panik, Aisyah pun
langsung dibawa ke rumah sakit, setelah sampai ke rumah sakit,
“Dokter, tolong anak saya, dia pingsan dok,
tolong periksa dia,,” ucap Bunda, sangat cemas.
“sabar bu, baik saya akan periksa anak ibu,
silahkan tunggu diluar “ jawab Dokter.
“tolong ya dok, tolongin anak saya
Aisyah..” kata Bunda.
“iya bu,,,”
Beberapa
menit kemudian,,, “Ibu Aisyah...” Dokter
memanggil.
“iya dok, saya Bundanya Aisyah, bagaimana
keadaan anak saya? Apa yang terjadi padanya?” Tanya Bunda. “Silahkan masuk,,,
begini bu, ada gangguan pada ginjalnya, ginjal satunya mulai tidak berfungsi
lagi, kalau lama lama dibiarkan takutnya akan berdampak lebih besar,” terang
dokter.
“ Apa? Gak mungkin dok, dokter pasti salah,
coba periksa lagi dok,” ucap Bunda
“Saya sudah benar benar memeriksanya, dan
saya yakin itu benar”, jawab dokter.
“baik dok, apa yang harus saya lakukan
dok?” kata Bunda.
“solusinya, ia bisa transplantasihh ginjal
atau bisa juga dialisis, biayanya juga lumayan mahal bu, mungkin untuk saat ini
dia jangan terlalu capek dan perbanyak minum air putih,” saran dokter.
Bunda
hanya diam dan sedih mendengar ucapan dokter, lalu ia pergi menemui Aisyah. Ia
duduk disamping tempat tidur Aisyah, tanpa sadar air matanya jatuh seraya tak
kuat menahan cobaan yang diberikan Alloh swt kepadanya, ia hanya bisa berdoa
demi kesembuhan putri tunggalnya itu. Di lihatnya bola mata dan tangan Aisyah
mulai bergerak, Aisyah pun sadar dari pingsannya, dengan gegas bunda menghapus
air matanya dan memberikan lengkung pipinya pada Aisyah.
“Isyah, kamu sudah sadar nak?” ucap bunda
“isyah dimana bunda? Isyah kenapa?” tanya
Aisyah
“kamu di rumah sakit sayang, tadi waktu
kamu makan siang, kamu jatuh pingsan,” jelas bunda
“Isyah sakit apa bunda? Isyah pengen
pulang, kan besok sekolah bunda,?” pinta
Aisyah
“isyah, bunda harap kamu jangan shock
mendengar kabar ini, diagnosa dokter isyah terkena gejala ginjal nak,,”ucap
bunda, yang tidak tega memberitahukan hal itu kepada putrinya, namun ia harus
memberitahu itu.
Aisyah hanya membalasnya dengan senyuman,
padahal didalam hati Aisyah ia begitu sedih telah menyusahkan bundanya, selain
membiayai sekolahnya, ia harus membiayai pengobatan penyakitnya.
Karena
Aisyah harus sekolah, ia di izinkan untuk pulang.
Hari berganti hari ia lalui, lembaran massa
yang tak akan pernah kembali, bukan hanya untuk kenang, tapi dipetik buah
manisnya.. hembus angin malam membuatnya kedinginan, cahaya rembulan menembus
temaram sang malam, suara jangkrik pun memecah kesunyian, Aisyah terbangun dari
lelapnya.. dilihatnya arloji dinding pukul 02.00 dinihari, matanya seakan tak
ingin dipejamkan, kakinya pun melangkah menuju ke tempat ia mengambil air
wudlu. Ia pun melanjutkan aktivitasnya pada malam itu, dengan 2 raka’atnya.
“ Ya Rabb, jika aku diperkenankan izinkan
aku untuk mengungkapkan, “AKU SAYANG BUNDA” disebuah karyaku.. “
“Ya Rabb, jika aku diperkenankan izinkan
aku untuk mengungkapkan bahwa aku sayang mereka”
“Ya Rabb, jika aku diperkenankan izinkan
aku untuk menemui Ayahku disana kelak”
Harapan yang akan ia wujudkan di
kehidupan nyatanya.
Keesokan harinya, ia bangun seperti
biasanya saat adzan subuh, ia langsung
mendirikan kewajibannya sebagai umat islam.
“isyah, kamu sudah bangun kan? yok kita
sholat berjama’ah” ucap bunda, dari luar kamar Aisyah
“baik bun, tunggu sebentar, Isyah mau wudlu
dulu” jawab Aisyah.
Kemudian mereka sholat berjama’ah, beranjak
dari sholat subuh, Aisyah tak segan membantu pekerjaan bunda di dapur untuk
sarapan paginya, tepat pukul 06.00 ia pun mandi dan bersiap ke sekolah.
Setibanya di sekolah, ia memasuki kelasnya,
seperti hari hari biasa....
Pada
hari itu anak anak kelas 12 IPA 1 mendapat tugas kelompok Biologi dari bu yeni.
Mereka disuruh mempresentasikan materi yang telah ditentukan oleh bu yeni.
“ kita sudah memasuki materi bab 7 tentang
Evolusi, nah ibu akan memakai cara presentasi untuk materi bab 7 ini.” Jelas bu
yeni.
“wah, asyiik... setuju banget bu,, “ jawab
Eva.
“ Bu, kelompoknya siapa yang bagi?” tanya
lili.
“untuk kelompok biar ibu yang membaginya,,”
jawab bu yeni.
Kemudian bu yeni membacakan kelompok
kelompoknya,
“ untuk kelompok pertama, Aisyah, Eva,
Lili, Ridho, Rama dan Alia”
“yes,, aku 1 kelompok sama Ridho,,” ucap
Eva
“uh,, dasar Eva, awas ya kalau kerjanya gak
maksimal,”tegas lili
“ oke bos, pasti maksimal deh, kan ada
kakak Ridho,,”jawab Eva
“oh iya, nanti kita ngerjain dimana?” tanya Alia
“di rumah aku aja,” jawab Rama
“ ya udah kita ngerjain di rumah Rama,
masing masing kita mencari bahan materi, “ ucap Aisyah
“ kan kita presentasi menggunakan teknologi
tuh, nah pakai laptopku aja,”jawab Ridho.
“ kakak Ridho emang baik deh, jadi
tambah.......”
“
hush,, mulai deh ini anak kesambet jin ifrit ya” ucap Alia memotong pembicaraan
Eva.
“ apaan sih Al, ngiri aja,,” jawab Eva
sewot
“sudah sudah,, kalian ini ribut aja, pening
tau gak dengernya,,”ucap Lili,
“ya sudah, besokkan hari minggu, jadi kita
mulai mengerjakan besok ya,, Is besok aku kerumahmu ya, kita berangakt
bareng,,”ajak Ridho
Aisyah hanya membalasnya dengan
senyuman.....
Bel
tanda istirahatpun berbunyi,, mereka semua keluar kelas, sperti biasanya anak
anak kelas 12 IPA 1 ada yang ke kantin, hanya di kelas, duduk di sekitar kelas
dan tak jarang juga ada yang ke perpustakaan, Aisyah pun menghabiskan waktu untuk
membaca buku di perpustakaan, dan disana ia bertemu dengan Ridho, Rama dan
Fahri.
“ Eh, ada Aisyah,, mau cari buku apa is,,”
tanya Rama.
“hm.. tolong biasakan kalau bertemu awali
dengan ucapan salam, itu sapaan terbaik untuk umat muslim,,” jawab Aisyah
sangat tegas.
“ya deh maaf ukhti Aisyah,,
“Assalaamualakum” ucap Rama.
“J Waalaikumussalam”
jawab Aisyah, dan langsung meninggalkan Rama.
1 menit Aisyah mencari buku yang ingin ia
baca,, dan ia mendapatkannya,, kemudian ia mencari tempat duduk, saat itulah
salah 1 dari ketiga ikhwan itu duduk di sebelah Aisyah.
“
buku apakah yang sedang kamu baca is?” tanya ikhwan itu
“ aku membaca buku..... “Memahami Aurat dan
Wanita” karangan Ust Mujadiddul Islam MAFA” jawab Aisyah,,
“SubhanAlloh,, indah sekali buku bacaanmu
Ais,,” lanjut ikhwan tersebut
“ Ya Alloh ada apa dengan Qolbu ini,
mengapa berdetak sangat kencang begitu aku dekat dengannya,, mungkinkah aku
telah............, oh tidak,, aku gak boleh terjatuh dalam lembah yang penuh
rasa bimbang itu,, dia begitu baik denganku,, kenapa ini Ya Alloh?” ucap Aisyah
dalam hati.
“ jangan ngomong kayak gitu,, maaf aku mau ke kelas dulu ya,,”
jawab Aisyah.
Lulu Aisyah beranjak, namun tak sengaja ia
menabrak kursi di sebelahnya, sehingga buku yang ia bawa jatuh ke lantai dan ia
pun jatuh,,
“ Ya Alloh Aisyah,, kamu kok bisa jatuh,”
ucap ikhwan itu sambil mengambilkan buku dan mengulurkan tangannya untuk
menolong Aisyah....
( wah,, kasian yah Aisyah, spertinya
SALTING tuh,, hehehe..... semoga aja gak papa, tapi yang menjadi
pertanyaannya,, siapa sih ikhwan itu?” yang sudah membuat Aisyah SALTING?
Penasarn penasaran ??? :D tunggu
lanjutan ceritanya yahhh... :P)